Rabu, 24 November 2010

pengertian pemasaran


Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang membantu dalam menciptakan nilai ekonomi. Nilai ekonomi itu sendiri menentukan harga barang dan jasa. Faktor penting dalam menciptakan nilai tersebut adalah produksi, pemasaran dan konsumsi. Pemasaran menjadi penghubung antara kegiatan produksi dan konsumsi

Pemasaran adalah suatu proses social dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan prosuk yang bernilai kepada pihak lain (Kotler, 1997).

Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi (Kotler, 1997).

sumber : http://www.google.co.id/#hl=id&biw=1360&bih=604&q=pengertian+pemasaran&aq=0&aqi=g10&aql=&oq=PENGERTIAN+PEMASARA&gs_rfai=&fp=c949a2624ac1c067

fobia

 FOBIA


Fobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena. Fobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya. Bagi sebagian orang, perasaan takut seorang pengidap Fobia sulit dimengerti. Itu sebabnya, pengidap tersebut sering dijadikan bulan bulanan oleh teman sekitarnya. Ada perbedaan "bahasa" antara pengamat fobia dengan seorang pengidap fobia. Pengamat fobia menggunakan bahasa logika sementara seorang pengidap fobia biasanya menggunakan bahasa rasa. Bagi pengamat dirasa lucu jika seseorang berbadan besar, takut dengan hewan kecil seperti kecoak atau tikus. Sementara dibayangan mental seorang pengidap fobia subjek tersebut menjadi benda yang sangat besar, berwarna, sangat menjijikkan ataupun menakutkan.
Dalam keadaan normal setiap orang memiliki kemampuan mengendalikan rasa takut. Akan tetapi bila seseorang terpapar terus menerus dengan subjek Fobia, hal tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya fiksasi. Fiksasi adalah suatu keadaan dimana mental seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan oleh ketidak-mampuan orang yang bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya. Penyebab lain terjadinya fiksasi dapat pula disebabkan oleh suatu keadaan yang sangat ekstrim seperti trauma bom, terjebak lift dan sebagainya.
Seseorang yang pertumbuhan mentalnya mengalami fiksasi akan memiliki kesulitan emosi (mental blocks) dikemudian harinya. Hal tersebut dikarenakan orang tersebut tidak memiliki saluran pelepasan emosi (katarsis) yang tepat. Setiap kali orang tersebut berinteraksi dengan sumber Fobia secara otomatis akan merasa cemas dan agar "nyaman" maka cara yang paling mudah dan cepat adalah dengan cara "mundur kembali"/regresi kepada keadaan fiksasi. Kecemasan yang tidak diatasi seawal mungkin berpotensi menimbulkan akumulasi emosi negatif yang secara terus menerus ditekan kembali ke bawah sadar (represi). Pola respon negatif tersebut dapat berkembang terhadap subjek subjek fobia lainnya dan intensitasnya semakin meningkat. Walaupun terlihat sepele, “pola” respon tersebut akan dipakai terus menerus untuk merespon masalah lainnya. Itu sebabnya seseorang penderita fobia menjadi semakin rentan dan semakin tidak produktif. Fobia merupakan salah satu dari jenis jenis hambatan sukses lainnya.
Beberapa istilah sehubungan dengan fobia :
  • afrophobia — ketakutan akan orang Afrika atau budaya Afrika.
  • agoraphobia - takut pada lapangan
  • antlophobia — takut akan banjir.
  • bibliophobia - takut pada buku
  • caucasophobia — ketakutan akan orang dari ras kaukasus.
  • cenophobia — takut akan ruangan yang kosong.
  • dendrophobia - takut pada pohon
  • ecclesiophobia - takut pada gereja
  • felinophobia - takut akan kucing
  • genuphobia - takut akan lutut
  • hydrophobia — ketakutan akan air.
  • hyperphobia - takut akan ketinggian
  • iatrophobia - takut akan dokter
  • japanophobia - ketakutan akan orang jepang
  • lygopobia - ketakutan akan kegelapan
  • necrophobia - takut akan kematian
  • panophobia - takut akan segalanya
  • photophobia — ketakutan akan cahaya.
  • ranidaphobia - takut pada katak
  • schlionophobia - takut pada sekolah
  • uranophobia - ketakutan akan surga
  • venustraphobia - takut pada perempuan yang cantik
  • xanthophobia - ketakutan pada warna kuning
  • arachnophobia - ketakutan pada laba-laba
  • lachanophobia - ketakutan pada sayur-sayuran
sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Fobia

TARIAN CINTA RATU KIDUL KEPADA SULTAN AGUNG

Berdasarkan kitab Wedhapradangga, tarian Bedhoyo Ketawang ini diciptakan oleh Sultan Agung, dan Kangjeng Ratu Kidul sendirilah yang diminta hadir ke daratan untuk mengajarkan secara langsung tarian Bedhaya Ketawang pada para penari kesayangan Sinuhun. Hal ini memang terlaksana, pelajaran tari ini dilakukan setiap hari Anggorokasih atau hari Selasa Kliwon. Sampai hari inipun, para penari kraton yang bertugas menarikan Bedhoyo Ketawang masih melakukan latihan pada hari yang ditentukan ini. Mengingat bahwa tari ini dipandang sebagai satu tarian ciptaan Ratunya seluruh mahluk halus, seringkali dipercaya bahwa sang penciptanya hadir setiap kali Bedhoyo Kethawang ditarikan.
Sembilan penari perempuan, berbusana dodot ageng dengan batik corak banguntulak alas-alasan menarikan tarian kraton, Bedhoyo Ketawang selama 2,5 jam. Konon, gending ini menjadi lebih terasa sakral ketika Sunan Kalijogo ikut dalam proses pembuatannya. Tari ini biasanya dipagelarkan hanya acara Tinggalan dalem Jumenengan atau pada acara hari jadi penobatan raja dan hanya boleh dilihat oleh para pejabat dan kerabat keraton. Di jaman sekarang, tarian Bedhoyo dipagelarkan dan dapat dilihat secara bebas oleh khalayak pada tiap bulan Sya’ban. Namun bukan itu yang menjadi fokus tulisanku hari ini.
Dari beberapa buku yang ku baca, dan juga pembicaraan jarak jauh dengan salah satu mantan penari kraton dengan spesialisasi Bedhoyo Ketawang yang bernama Raden Ayu Sri Sulastri banyak hal yang dapat digali.
Sebelum menarikan tarian ini, sembilan penari Bedhoyo Ketawang haruslah melakukan ritual puasa, menyucikan diri lahir dan bathin tidak dalam keadaan ‘berhalangan bulanan’ ketika menarikan [hal ini membuat adanya penari cadangan yang dipersiapkan untuk saat-saat tak terduga].
[Jelas dalam pandangan kaum moderat, masalah katuranggan yang tercantum dalam primbon-primbon merupakan satu hal kuno yang tak dapat disandingkan dengan alam logika. Arti kata sensulitas di era modern ini juga lebih mengedepankan sosok perempuan yang bertubuh super langsing, berpakaian minim nan terbuka, menggunakan pemerah bibir yang super merah, dan berambut bucheri alias 'bule cat sendiri'. Berbeda dengan sensualitas yang diusung oleh kaum Jawa tempoe doeloe.
Sensualitas tiap jaman memang berubah-ubah, tergantung dari penilaian dan juga pandangan orang yang melihatnya. Semua serba relatif dan tergantung penilaian dan ego para pria yang mempunyai hak memilih. Sesuai perkataan Jawa, -pria berhak memilih, perempuan berhak menolak-. Kaum feminis yang mengusung doktrin kesetaraan pasti akan kembali mati-matian melawannya. So,gimana jika hal itu dibalik saja? Kembali ke masalah Bedhoyo Ketawang, jika dikatakan sensualitas para penari Bedhoyo nampak jelas terlihat, hal itu bukanlah hal yang aneh. Dilihat dari sisi filosofis Bedhoyo Ketawang sendiri, melambangkan curahan cinta asmara Kanjeng Ratu Kidul kepada Sultan Agung.
Hal ini terlukiskan dalam setiap gerak tangan, gerakan tubuh, dan juga cara memegang sondher. Semua gerak merayu dalam Bedhoyo itu dirangkum sedemikian halusnya, hingga seringkali mata awam sangat sukar memahaminya. [Jelas, dengan 2,5 jam pagelaran dan melihat tari yang sangat lamban, bagi yang tak berkepentingan tak lebih hanya menciptakan kejenuhan]. Ada satu hal yang mungkin mudah dipahami oleh orang awam bahwa tarian ini adalah tarian lambang percintaan antara Ratu Kidul dengan Sultan Agung adalah, sembilan penari ini memakai busana dodot ageng dan paes ageng yang lazim digunakan oleh pasangan pengantin.
Dari Eyang Sulastri aku tahu bahwa dari beberapa cerita diketahui bahwa Sinuhun Paku Buwana X pernah menceritakan bahwa tarian ini murni melambangkan cinta asmara Kangjeng Ratu Kidul kepada Sultan Agung. Memang upaya tersebut selalu dapat dielakkan oleh Sultan Agung, bahkan Ratu Kidul meminta agar Sinuhun ikut menetap di samudera dan bersinggasana di Sakadhomas Bale Kencana, [Singgasana yang dititipkan oleh Prabu Ramawijaya di dasar lautan].
Namun demikian, Sultan Agung tidak menuruti kehendak Ratu Kidul karena masih ingin mencapai Sangkan Paran. Selanjutnya, begitu Sultan Agung bersedia memperistri Ratu Kidul, maka konsewensi secara turun temurun, setiap keturunannya yang bertahta di pulau Jawa akan terikat janji dengan Kangjeng Ratu Kidul pada hari peresmian kenaikan tahtanya.
Berbeda dari istana Yogyakarta yang sudah lama meninggalkan tari upacara magis sebagai aktualisasi “perkawinan” raja Jawa dengan Ratu Selatan (yang di Keraton Yogya dinamakan tari Bedhaya Semang), Keraton Kasunanan Surakarta hingga kini setiap tahun masih mempergelarkan tari upacara yang berfungsi sama, yang bernama Bedhaya Ketawang. Perbedaan penyikapan terhadap warisan budaya di antara kedua keraton utama Jawa itu menunjukkan bahwa yang satu lebih memberi tekanan pada aspek budaya yang magis-ritual, sedangkan yang lain lebih mementingkan nilai astetik dan upaya pemasyarakatan.
Kesimpulannya bahwa setiap tarian memiliki keistimewaan, ada tarian yang melambangkan cinta, dendam, bahkan sampai penghambaan terhadap tuhannya. Di Indonesia sendiri banyak tarian dari daerah yang melambangkan tarian yang masih  mempunyai unsur agama budha atau hindu sehingga pada zaman sekarang yang dimana negeri ini sudah di dominasi oleh mayoritas muslim maka tarian semacam itu pun akan semakin di tinggalkan karena tidak sesuai dengan norma-norma agama islam itu sendiri. Semua gerakan yang ada di tarian itu merupakan bentuk gerakan yang mereka bentuk sebagai wujud dari ekspresi mereka terhadap sesuatu dan pada zaman sekarang tarian lebih mengarah ke stylish sehingga anak muda pada zaman sekarang lebih memaknai tarian sebagai suatu gaya bukan sebagai suatu icon budaya yang harus di lestarikan.
* Artikel ini di rangkum  dari berbagai sumber dan telah melewati proses penyuntingan tanpa mengurangi makna dari isi artikel tersebut.

 sumber : http://blog.abdullahbaadilla.com/2010/11/08/tari-bedoyo-ketawang-cinta-asmara-ratu-kidul-kepada-sultan-agung/