Jumat, 25 Februari 2011

menjadi manager yang sukses

Menjadi Manajer Sukses di Lembaga Pendidikan


Untuk menjadi manajer sukses di lembaga pendidikan maka seseorang harus mengerti dan memahami tentang manajemen dan pendidikan. Beberapa hal diantaranya telah kita singgung di atas.  Adapun pada bagian ini akan disampaikan kerja teknis seorang manajer pendidikan. Apa saja kompetensi yang harus dimiliki saeorang manajer pendidikan dan apa pula yang menjadi tugas-tugasnya?
Kompetensi (Keterampilan-keterampilan) Manajerial yang dibutuhkan Manajer:
Secara umum kompetensi yang hartus dimiliki seorang manajer pendidikan adalah sama dengan manajer pada umumnya, hanya saja yang menjadi objek dan tujuannya adalah bidang pendidikan. Ada pun kompetensinya sebagai berikut:
1.       Keterampilan konseptual (conceptual skills), yaitu kemampuan mengadopsi perspektif organisasi sebagai suatu keseluruhan, atau kemampuan mental untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan seluruh kepentingan dan kegiatan organisasi.
2.       Kepemimpinan, yaitu kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar melaksanakan tugas.
3.       Pengambilan keputusan: Kemampuan memilih serangkaian kegiatan dari dua atau lebih altematif.
4.       Keterampilan analitis: kemampuan untuk menggunakan berbagai pendekatan, teknik dan perangkat manajerial dalam pemecahan masalah-masalah manajemen.
5.       Komunikasi: Kemampuan untuk menyampaikan gagasan dan pendapat secara jelas baik dalam bentuk lisan maupun tertulis.
6.       Komitmen: Melakukan tindakan-tindakan nyata untuk mencapai visi dan tujuan organisasi.
7.       Integritas: Perilaku jujur, kredibel, konsisten dan dapat dipercaya, dengan memahami keterbatasan dirinya, tidak mengubar janji yang sering tidak ditepati, dan menghindari agenda terselubung yang menipu anggota.
8.       Toleran terhadap ketidakpastian: kemampuan bekerja dalam situasi yang tidak menentu.
9.       Tahan stress: kemampuan tetap dapat bekerja dalam keadaan tertekan.
10.   Keterampilan interpersonal (human relations) : Kemampuan menjalin hubungan personal secara efektif baik dengan pihak di dalam maupun di luar organisasi.
11.   Keterampilan administratif: Kemampuan melaksanakan berbagai peraturan, kebijakan dan prosedur organisasi; bekerja secara efektif dalam keterbatasan anggaran, dan mengkoordinasi aliran pekerjaan. Termasuk di sini adalah ketrampilan yang berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian, penyusunan kepegawaian dan pengawasan.
12.   Keterampilan teknis: Kemampuan untuk menggunakan kompetensi spesifik dalam pelaksanaan suatu tugas.
13.   Fleksibilitas keperilakuan: kemampuan menyesuaikan perilaku sesuai tuntutan untuk mencapai tujuan.
14.   Dampak personal: kemampuan mendapatkan respek, kesan baik, dan kepercayaan dari orang lain. (Hani H., 1999:10-11; 1990:36-37).
Selain kompetensi di atas seorang manajer pendidikan harus ditunjang oleh dua keahlian berikut: 1). Keahlian dalam Manajemen Global (Global Management Skills). Hal ini diperlukan karena seorang manajer harus mampu melihat perspektif eksternal lembaganya dan mengetahui perspektif global. 2). Keahlian dalam hal teknologi (Technological Skills). Dewasa ini menguasai teknologi adalah kunci bagi siapa saja yang ingin mampu beradaptasi dengan zaman. Kecepatan teknologi informasi menjadikan seseorang mampu mengetahui dengan cepat perkembangan-perkembangan dalam berbagai bidang di belahan dunia manapun. Oleh karena itu seorang manajer harus memiliki kemampuan dalam hal teknologi.  
Tugas-tugas Penting Manajer:
Adapun yang menjadi tugas seorang manajer adalah:
1.      Manajer bekerja dengan dan melalui orang lain.
2.      Manajer memadukan dan menyeimbangkan tujuan-tujuan yang saling bertentangan dan menetapkan prioritas-prioritas.
3.      Manajer bertanggung-jawab dan mempertanggungjawabkan.
4.      Manajer harus berpikir secara analitis dan konseptual.
5.      Manajer adalah seorang mediator.
6.      Manajer adalah seorang politisi.
7.      Manajer adalah seorang diplomat.
8.      Manajer mengambil keputusan-keputusan sulit (Hani H., 1990:29-30).
Dapat dikatakan bahwasanya inti dari tugas seorang manajer adalah mensinergikan seluruh sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan. Manajer harus berpandangan universal.
Selain memahami tugas-tugasnya, sebagai seorang manajer sekaligus pimpinan suatu organisasi / instansi maka seseorang kan dihadapkan pada pengambilan keputusan. Dalam pengambilan keputusan ini seorang manajer harus mampu mengambil keptusan yang tepat sebagimana prinsip-prinsip manajemen. Berikut adalh pandangan para pakar mengenai pengambilan keputusan

Menjadi Manajer Sukses di Pengalaman

Sebagai konsekuensi dari penempatan orang yang tidak berpengalaman tentu saja ada yang berhasil dan ada yang tidak. Tidak jarang beberapa pejabat mengalami masa yang sangat sulit bahkan frustrasi pada awal menjabat. Namun demikian banyak juga yang berhasil melewati masa sulit tersebut dan sukses memimpin departemennya. Beberapa faktor dan kiat yang dapat membuat para HRD Manager berhasil diantaranya adalah dengan mengikuti beberapa saran berikut:
Bagi Anda pemegang tampuk pimpinan di perusahaan, jangan pernah menunjuk seorang eksekutif yang gagal sebagai HRD Manager. Dengan kata lain janganlah posisi di bidang SDM merupakan tempat pembuangan bagi para eksekutif yang gagal di bidang yang lain. Jika sampai hal ini terjadi hampir dapat dipastikan akan terjadi chaos pada HRD.
Penempatan orang yang memiliki jiwa bisnis yang kuat akan membuat HRD mampu memainkan perannya dalam menyusun perencanaan SDM dan mengintegrasikannya ke dalam strategi bisnis perusahaan serta tidak lagi hanya berfungsi sebagai pelengkap. Seorang HRD Manager harus mampu membaca dan memahami laporan keuangan serta cash flow serta dapat mengetahui secara pasti bagaimana program-program HRD akan berpengaruh terhadap hal tersebut.
Menjadi HRD Manager bukan sekadar berhasil dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen SDM, namun perlu juga memahami bisnis perusahaan secara menyeluruh. Termasuk di sini adalah pemahaman mendalam tentang "nature of business" dan budaya perusahaan.
HRD Manager yang tidak berpengalaman di bidangnya hendaklah pandai-pandai dalam mengambil hati dan belajar dari orang-orang yang sudah berpengalaman. Jika Anda seorang yang kebetulan dipilih sebagai HRD Manager dan menganggap bahwa Anda harus ahli dalam segala hal maka masalah akan senantiasa menyertai Anda. Agar terhindar dari masalah cobalah untuk bersikap rendah hati dan katakan kepada bawahan Anda "Saya perlu belajar dari Anda lebih banyak lagi tentang hal ini."
Tunjukkan penghargaan yang mendalam kepada staf atau bawahan Anda yang telah mendedikasikan dirinya pada bidang SDM. Jangan pernah menganggap remeh orang-orang tersebut, sebab jika Anda melakukannya, maka Anda akan kehilangan dukungan dari mereka.
Jika Anda sebagai HRD Manager menghadapi bawahan yang kurang senang dengan adanya perubahan kepemimpinan (HRD Manager (Anda) berasal dari bidang "non SDM"), cobalah untuk meyakinkan mereka bahwa hal ini harus dilihat dalam kerangka strategis bisnis erusahaan secara keseluruhan. Katakan juga bahwa Anda membutuhkan waktu dan bantuan mereka untuk memajukan HRD di perusahaan.
Dengan melihat semakin banyaknya tantangan yang harus dihadapi oleh HRD Manager maka dapat juga dilihat bahwa HRD bukan lagi sekadar faktor pelengkap dalam perusahaan. Setuju atau tidak HRD merupakan bagian yang penting, sama seperti finance, marketing, atau divisi lain, yang mempengaruhi aspek-aspek yang ada dalam perusahaan dalam mencapai tujuan.
Sekarang tinggal bagaimana para HRD Manager mampu menjawab tantangan tersebut dan terus meningkatkan kemampuan diri bukan hanya ahli di bidang SDM tetapi juga harus memiliki kemampuan (minimal memahami) di bidang-bidang lain seperti finance, akuntansi, hukum, dan IT





Menjadi Manajer Sukses dalam visi



Salah satu rahasia kesuksesan seorang manajer adalah ketika dia mampu mengetahui semua harapan dan impian dari para bawahannya di kantor. Lalu, ia dengan sikap bijak dan profesional membangun jalan terang buat setiap karyawan di kantor, agar mereka bisa mewujudkan mimpi dan harapan dari karir kerjanya secara cemerlang.
Di zaman sekarang ini tugas utama manajer tidak sekedar sebatas membuat rencana, mengorganisasi, mengimplementasi, mengevaluasi, dan memperbaiki hal-hal yang kurang. Tetapi, dibutuhkan kemampuan lebih untuk menjawab semua harapan karyawan, harapan customer, dan harapan shareholder dengan bijaksana. Untuk itu semua, diperlukan gaya kepemimpinan manajer yang kreatif dan stragetis terhadap masa depan dalam bingkai sikap baik dan kepedulian.
Tuntutan zaman mengharuskan setiap pemimpin di level apa pun untuk selalu mengembangkan potensi dari setiap orang yang ada di sekitar organisasi. Apakah itu mengembangkan potensi customer? Apakah itu mengembangkan potensi diri sendiri? Apakah itu mengembangkan potensi dari karyawan? Termasuk, apakah itu mengembangkan potensi sukses para shareholder? Jadi, zaman menuntut kepada para manajer masa depan untuk lebih mampu memimpin diri sendiri di semua aspek kehidupan, agar mampu menjadi manajer yang bijaksana dan bersikap profesional terhadap semua persoalan.
Manajer harus setiap hari menyiramkan kata-kata positif yang bernada motivasi untuk menginspirasi setiap karyawan, agar setiap karyawan bisa selalu bersinar terang seperti bintang di langit.
Sebuah kata yang bernada optimistis dan bermakna penuh kebaikan akan menjadi sumber gizi sehat buat mental siapa pun. Jadi, manajer juga harus cerdas mengajarkan kepada para karyawan untuk selalu melakukan diet mental, yaitu diet yang secara bertahap menghapus semua kata-kata yang bernada negatif dari memori setiap orang di kantor. Dan pada akhirnya, setiap orang di kantor dapat menikmati kebahagian dan kenyamanan kerja.
Karyawan – karyawan Anda di kantor haruslah Anda rawat seperti merawat kebun bunga Anda, yaitu setiap pagi disiram dengan air, diberi pupuk pertumbuhan, diberi pupuk bunga agar bunga-bunganya bisa berwarna cerah dan bersinar indah, dan tanaman-tanaman liar disekitar kebun Anda harus Anda bersihkan agar tidak merusak kualitas dari bunga-bunga yang Anda impikan.
Kepemimpinan bukanlah hadir untuk menyingkirkan orang-orang cerdas disekitarnya, tapi kepemimpinan artinya tanggung jawab untuk merangkul setiap potensi hebat, lalu memberi jalan terang kepada setiap potensi hebat itu, agar dapat tumbuh setinggi mungkin untuk meraih semua bintang-bintang sukses yang diimpikan.
Seorang manajer haruslah menjadi pahlawan buat kantornya, dan menjadi sahabat terbaik buat atasan dan bawahannya








Menjadi Manajer Sukses dalam beretika

 
Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang membeli bahan makanan, maka janganlah dia menjualnya hingga dia melakukan serah terima dengan pemilik pertama.” (HR. Bukhari, no. 2133 dan Muslim, no. 3922)
Larangan menjual barang yang kita beli, sampai ada serah terima antara kita dengan penjual pemilik barang, tidak hanya berlaku untuk bahan makanan semisal beras dan gandum saja, namun juga berlaku untuk semua barang yang diperdagangkan.
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ ابْتَعْتُ زَيْتًا فِى السُّوقِ فَلَمَّا اسْتَوْجَبْتُهُ لِنَفْسِى لَقِيَنِى رَجُلٌ فَأَعْطَانِى بِهِ رِبْحًا حَسَنًا فَأَرَدْتُ أَنْ أَضْرِبَ عَلَى يَدِهِ فَأَخَذَ رَجُلٌ مِنْ خَلْفِى بِذِرَاعِى فَالْتَفَتُّ فَإِذَا زَيْدُ بْنُ ثَابِتٍ فَقَالَ لاَ تَبِعْهُ حَيْثُ ابْتَعْتَهُ حَتَّى تَحُوزَهُ إِلَى رَحْلِكَ فَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- نَهَى أَنْ تُبَاعَ السِّلَعُ حَيْثُ تُبْتَاعُ حَتَّى يَحُوزَهَا التُّجَّارُ إِلَى رِحَالِهِمْ
Dari Ibnu Umar, “Pada suatu hari, aku membeli minyak di pasar. Setelah aku selesai mengadakan transaksi, ada orang yang menemuiku dan dia mau membeli minyak tersebut dengan memberi keuntungan yang bagus untukku. Di akhir-akhir pembicaraan, aku ingin menjabat tangannya sebagai pertanda terjadi akad jual beli, namun dari belakang terdapat seseorang yang memegangi tanganku. Setelah kutoleh, ternyata dia adalah Zaid bin Tsabit. Zaid mengatakan, 'Jangan kau jual minyak di tempat engkau membelinya, sampai kau pindah dulu ke tempatmu, karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang barang dagangan yang dibeli itu dijual kembali di tempat pembelian, sampai para pedagang membawanya ke tempatnya masing-masing.'” (HR. Abu Daud, no. 3501; dengan sanad yang hasan)
Sila'” yang bermakna 'barang dagangan' itu mencakup barang dagangan dalam bentuk bahan makanan ataupun bentuk yang lain. Sehingga, hadis di atas adalah dalil yang menunjukkan larangan menjual barang kulakan hingga terjadi serah terima dengan penjual pertama itu tidak hanya berlaku untuk bahan makanan, namun juga berlaku untuk semua barang yang diperdagangkan.
Menjual barang, yang sudah mengalami transaksi jual beli namun belum mengalami serah terima, termasuk dalam hadis berikut ini,
عن عبد اللَّهِ بْنَ عَمْرٍو قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- : وَلاَ رِبْحُ مَا لَمْ تَضْمَنْ
Dari Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah halal keuntungan yang didapatkan tanpa adanya tanggung jawab untuk menanggung kerugian.” (HR. Abu Daud, no. 3506; hadis hasan)
Ketika barang kulakan masih di tempat penjual pertama, maka segala risiko kerusakan barang menjadi tanggung jawab penjual atau pemilik pertama. Sehingga, ketika barang tersebut kita jual kembali, kemudian pengiriman barang menjadi tanggung jawab penjual pertama, maka kita terbebas dari tanggung jawab atas kerugian yang mungkin terjadi dikarenakan kerusakan barang tersebut selama berada di tempat penjual pertama atau kerusakan selama proses pengiriman. Dengan demikian, keuntungan yang kita dapatkan adalah keuntungan tanpa ada tanggung jawab untuk menanggung kerugian. Padahal, tolak ukur bentuk riil dari serah terima barang adalah kesepakatan masyarakat yang tidak tertulis dan berbeda-beda, tergantung barang yang diperdagangkan.
Ibnu Hajar mengatakan, “Syafi'i merinci bentuk riil dari serah terima. Jika barang yang diperjualbelikan itu bisa diserahterimakan dengan tangan, semisal uang dan pakaian, maka bentuk riil serah terima adalah serah terima dengan tangan.
Adapun jika barang yang diperjualbelikan itu tidak bisa dipindah, semisal rumah, tanah, dan buah yang ada di pohon, maka bentuk riil serah terima adalah dengan takhliah (pengosongan, alias mempersilahkan pembeli untuk memanfaatkan barang yang sudah dia beli, pent.).
Adapun jika barang dagangan tersebut biasanya dipindah dari satu tempat ke tempat yang lain, semisal kayu, biji-bijian, dan hewan, maka bentuk riil serah terima adalah dengan memindahkan barang tersebut ke tempat yang ada di luar kekuasaan penjual.” (Fathul Bari, jilid 5, hlm. 598--599, terbitan Dar Ath-Thaibah, Riyadh, cetakan ketiga, 1431 H)

sumber : http://www.pengusahamuslim.com/baca/artikel/1091/menjual-kembali-barang-yang-dibeli




Keterampilan konseptual (conceptional skill)Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.


Keterampilan manajemen waktuMerupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan

Keterampilan membuat keputusanMerupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar

sumber : http://pakarbisnisonline.blogspot.com/2010/10/keterampilan-dasar-yang-perlu-dimiliki.html

Menjadi Manajer Sukses dalam tingkat dan keterampilan managemen




Senin, 21 Februari 2011

definisi manajemen menurut para ahli

PENGERTIAN MANEJEMEN
MENURUT PARA AHLI



1.  Menurut Dr. SP. SIAGIAN dalam buku  “FILSAFAT ADMINISTRASI” MANAGEMENT DAPAT DIDEFINISIKAN SEBAGAI “KEMAMPUAN ATAU KETERAMPILAN UNTUK MEMPEROLEH SUATU HASIL DALAM RANGKA PENCAPAIAN TUJUAN MELALUI ORANG LAIN”.
DENGAN DEMIKIAN DAPAT PULA DIKATAKAN BAHWA MANAGEMENT MERUPAKAN INTI DARIPADA ADMINISTRASI KARENA MEMANG MANAGEMENT MERUPAKAN ALAT PELAKSANA UTAMA DARIPADA ADMINSITRASI
2. Menurut Prof. Dr. H. ARIFIN ABDULRACHMAN dalam buku “KERANGKA POKOK- POKOK MANAGEMENT” DAPAT DIARTIKAN :
a. KEGIATAN-KEGIATAN/AKTIVITAS-AKTIVITAS;
b. PROSES,  YAKNI KEGIATAN  DALAM  RENTETAN  URUTAN- URUTAN;
c. INSITUT/ ORANG – ORANG YANG MELAKUKAN KEGIATAN ATAU PROSES KEGIATAN
3. Menurut ORDWAY TEAD yang disadur oleh DRS. HE. ROSYIDI dalam buku “ORGANISASI DAN MANAGEMENT“, definisi Manajemen adalah “PROSES DAN KEGIATAN PELAKSANAAN USAHA MEMIMPIN DAN MENUNJUKAN ARAH PENYELENGGARAAN TUGAS SUATU ORGANISASI DI DALAM MEWUJUDKAN TUJUAN YANG TELAH DITETAPKAN “.
4. Menurut “Marry Parker Follet” :
MANAJEMEN SEBAGAI SENI DALAM MENYELESAIKAN PEKERJAAN MELALUI ORANG LAIN”.
5.  Menurut James A.F. Stonner :
MANAJEMEN ADALAH PROSES PERENCANAAN, PENGORGANISASIAN, PENGARAHAN DANPENGAWASAN USAHA-USAHA PARA ANGGOTA ORGANISASI DAN PENGGUNAAN SUMBER-SUMBER DAYA ORGANISASI LAINNYA AGAR MENCAPAI TUJUAN ORGANISASI YANG DITETAPKAN”.
JADI DAPAT DISIMPULKAN MANAJEMEN ADALAH PROSES KEGIATAN DENGAN MELALUI ORANG LAIN UNTUK MENCAPAI SUATU TUJUAN TERTENTU SERTA DILAKSANAKAN SECARA BERURUTAN BERJALAN KE ARAH SUATU TUJUAN.







Berikut ini adalah FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN menurut Para Ahli :
  1. Menurut  George R.Terry
    - Perencanaan (Planning);
    - Pengorganisasian (Organizing);
    - Penggerakan (Actuating);
    - Pengawasan (Controlling).
  2. Menurut Luther M. Gulick yang disadur oleh Dr. BN.Silalai
    - Perencanaan (Planning);
    - Mengorganisir (Organizing);
    - Melengkapkan Tenaga Kerja (Staffing);
    - Mengarahkan (Directing);
    - Menyelaras/Mengkoordinir (Coordinating);
    - Melaporkan (Reporting);
    - Menyusun Anggaran (Budgeting).
  3. Menurut Henry Fayol
    - Perencanaan (Planning);
    - Mengorganisir (Organizing);
    - Memerintah (Commanding);
    - Mengkoordinir (Coordinating);
    - Mengawasi (Controlling).
  4. Menurut Koontz dan O. Donnel
    - Perencanaan (Planning);
    - Mengorganisir (Organizing);
    - Melengkapkan Tenaga Kerja (Staffing);
    - Mengarahkan (Directing);
    - Mengawasi (Controlling)
  5. Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan pengorganisasian,penyusunan,pengarahan dan pengawasan daripada sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (By : Drs. Oey Liang Lee )
  6. Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian dan penggunakan sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi tang telah ditetapkan. (By : James A.F. Stoner)
  7. Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya. (By : R. Terry )
  8. Manajemen adalah seni pencapaian tujuan yang dilakukan melalui usaha orang lain.(By : Lawrence A. Appley






KESIMPULAN


Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.kemampuan atau keterampilan, proses perencanaan , pengorganisasian , pengarahan untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”

Minggu, 13 Februari 2011

Teori Perkembangan Organisasi

TUGAS PEMASARAN



TEORI PERKEMBANGAN ORGANISASI







Nama : Syifa Fauziah

Kelas : 2EA12

Mata Kuliah : Dasar Pemasaran














UNIVERSITAS GUNADARMA



TEORI PERKEMBANGAN ORGANISASI



Teori Organisasi berkembang melalui 3 pendekatan yang munculnya berurutan, yaitu Pendekatan Klasik yang memperkenalkan cara membagi kegiatan kepada anggota organisasi sehingga setiap orang mendapat beban kerja yang merata dan sesuai kapasitasnya. Pendekatan Neoklasik menemukan bahwa iklim organisasi juga perlu dijaga agar selain ditugasi beban kerja yang merata dan sesuai kapasitasnya, anggota organisasi juga bisa bekerja dengan nyaman karena dalam organisasi terdapat suasana kerja yang baik. Pendekatan Modern menemukan bahwa setelah beban kerja terdistribusi dengan baik dan suasana kerja juga nyaman, organisasi juga perlu disesuaikan dengan kondisi luar (lingkungannya) agar bisa hidup dan berkembang dengan baik.
Acuan dalam Pembahasan Teori Organisasi
Organisasi dipengaruhi oleh lingkungannya sehingga agar bisa berhasil maka organisasi perlu menyesuaikan diri terhadap kondisi lingkungannya. Oleh karena itu, tidak ada aturan umum yang berlaku bagi semua organisasi. Kondisi terbaik bagi sebuah organisasi tergantung kepada kondisi lingkungan, dimana organisasi itu berada. Ketergantungan organisasi terhadap lingkungannya menyebabkan cara untuk menggambarkan karakteristik organisasi perlu menunjukkan bentuk organisasi tersebut dan juga kondisi organisasi itu relatif terhadap lingkungannya. Selain itu, ketergantungan ini juga menyebabkan cara untuk melakukan analisis terhadap permasalahan organisasi juga perlu memperhatikan apakah permasalahan tersebut sebenarnya muncul dari kondisi yang terdapat di luar organisasi
Organisasi dipengaruhi oleh lingkungannya sehingga perlu dipahami cara untuk menginventarisasi dan mempelajari elemen-elemen lingkungan secara lengkap.
Sifat lingkungan yang paling berbahaya bagi organisasi adalah ketidakpastiannya. Oleh karena itu, muncul berbagai cara untuk mempelajari ketidakpastian lingkungan, seperti yang dikembangkan oleh Duncan, dan juga oleh Emery dan Trist.
Pengaruh Lingkungan terhadap Organisasi
Ketergantungan organisasi terhadap lingkungannya menyebabkan organisasi melakukan penyesuaian. Salah satu bentuk penyesuaian organisasi adalah melalui penyesuaian internal organisasi, misalnya (1) kompleksitas organisasi perlu disesuaikan dengan kompleksitas lingkungannya, (2) dalam organisasi juga muncul bagian-bagian peredam yang melindungi kegiatan utama organisasi dari gejolak lingkungan, (3) boundary spanning muncul sebagai bagian yang melakukan pengamatan terhadap perubahan kondisi lingkungan maupun merepresentasikan organisasi terhadap lingkungannya
Diferensiasi dan Integrasi
Kompleksitas lingkungan menyebabkan organisasi perlu membagi-bagi diri (diferensiasi) agar setiap segmen lingkungan dapat dihadapi oleh suatu bagian khusus dari organisasi. Akan tetapi, bagian-bagian yang terpisah itu, kemudian perlu disatukan atau dikoordinasikan kembali (integrasi) agar secara keseluruhan tetap menuju atau menyumbang kepada pencapaian tujuan bersama.
Mengubah Kondisi Lingkungan
Organisasi mencoba mengubah kondisi lingkungan melalui dua jenis tindakan, yaitu (1) mengusahakan terciptanya hubungan baik dengan elemen-elemen lingkungan yang terpenting dan (2) berusaha membentuk lingkungan agar tidak berbahaya dan bisa menguntungkan bagi organisasi. Kondisi suatu organisasi juga bisa dibaca dengan melihat set organisasinya, yaitu berbagai jenis organisasi lain yang memiliki hubungan dengan organisasi tersebut
Efektivitas Organisasi
Efektivitas suatu organisasi sering kali dikaitkan dengan keberhasilan organisasi tersebut untuk mencapai sasarannya. Ternyata dalam organisasi terdapat sasaran resmi dan sasaran sebenarnya. Sasaran resmi biasanya berbentuk formal dan sulit diukur sehingga tidak mudah untuk dijadikan acuan dalam pengukuran efektivitas organisasi. Sementara sasaran sebenarnya memang lebih terukur, tetapi biasanya tidak dinyatakan secara resmi.
Sasaran merupakan hal penting karena merupakan alasan bagi eksistensi suatu organisasi, dan juga sebagai patokan dalam melaksanakan proses manajemen
Berbagai Pendekatan dalam Pengukuran Efektivitas Organisasi
Dalam pengukuran Efektivitas Organisasi terdapat 3 jenis pendekatan, yaitu Pendekatan Sasaran, Pendekatan Sumber, dan Pendekatan Proses Internal. Ketiga jenis pendekatan ini mengukur efektivitas organisasi secara parsial, dan mengukur efektivitas organisasi dari sudut pandang yang berbeda.
Pendekatan Integratif dalam Pengukuran Efektivitas Organisasi
Pendekatan integratif dalam pengukuran efektivitas organisasi muncul karena. Organisasi melaksanakan berbagai jenis kegiatan dan menghasilkan bermacam-macam output sehingga pengukuran efektivitasnya lebih tepat apabila dilakukan dengan menggunakan banyak kriteria.
Birokrasi Organisasi
Pada masa Revolusi Industri, mulai terasa kebutuhan akan kemampuan untuk merumuskan dan mengelola organisasi produksi berukuran besar. Weber mengusulkan organisasi Birokrasi sebagai jawaban terhadap kebutuhan tersebut. Organisasi Birokrasi menurut Weber perlu memenuhi ciri-ciri ideal yang ia usulkan, dan ternyata tidak mudah dilaksanakan.
Pertumbuhan Organisasi dan Birokrasi
Organisasi selalu didorong untuk tumbuh menjadi lebih lengkap dan lebih besar oleh berbagai kekuatan. Menurut Greiner, organisasi selalu tumbuh dalam tahapan yang diawali oleh tahapan tumbuh dan diakhiri dengan tahapan krisis.
Birokrasi dan Performansi Organisasi
Organisasi Birokrasi bisa memberikan kinerja yang baik apabila digunakan pada situasi yang sesuai. Pada jenis situasi yang tidak sesuai kinerja organisasi birokratis cenderung buruk. Oleh karena itu, sampai sekarang terdapat kelompok yang mendukung maupun mengritik organisasi birokrasi.
Organisasi yang mengalami kemunduran ternyata bisa disebabkan oleh alasan yang muncul dari dalam organisasi ataupun dari kondisi lingkungannya
Diferensiasi Horizontal
Kompleksitas menunjukkan derajat diferensiasi (perbedaan) yang terjadi dalam sebuah organisasi, baik ke arah horizontal, vertikal, maupun spasial (menurut ruang atau daerah). Diferensiasi horizontal menggambarkan derajat perbedaan antara unit-unit atau fungsi-fungsi organisasi sehingga setiap unit atau fungsi perlu ditangani oleh tenaga kerja dengan pengetahuan dan keterampilan khusus (spesialisasi).
Diferensiasi Vertikal
Kompleksitas menunjukkan derajat diferensiasi (perbedaan) yang terjadi dalam sebuah Organisasi, baik ke arah horizontal, vertikal, maupun spasial (menurut ruang atau daerah). Diferensiasi vertikal menggambarkan tingkat kedalaman atau banyaknya tingkatan hierarki antara pimpinan puncak hingga tingkatan paling rendah dalam sebuah organisasi. Diferensiasi spasial atau sebaran ruang menunjukkan derajat penyebaran bagian-bagian organisasi pada lebih berbagai lokasi, baik menurut jumlahnya maupun


Hubungan antara teori, pengembangan organisasi dan manajemen SDM



Antara Teori Organisasi, Pengembangan Organisasi & Manajemen SDM adalah satu kesatuan yang memiliki hubungan relasional yang erat dalam perilaku berorganisasi. Dalam perkembangannya, pemaknaan budaya organisasional sebenarnya telah mendapat tempat penting, khususnya dalam teori organisasi seperti halnya struktur, strategi, dan pengendalian sebagai upaya dalam pengembangan organisasi. Dari definisi-definisi para ahli, dapat disimpulkan bahwa Pengembangan Organisasi merupakan: a. perubahan berencana; b. berorientasi kepada persoalan dan usaha pemecahannya; c. menggunakan pendekatan kesisteman; d. bagian integral dari proses manajemen; e. usaha yang dilakukan secara terus-menerus; f. memberikan perhatian utama kepada peningkatan; g. berorientasi kepada pelaksanaan. SDM sebagai salah satu faktor produksi dalam organisasi tidak lain merupakan unsur utama dalam menciptakan dan merealisasikan peluang, sehingga lembaga dapat mencapai taraf bermutu. Perencanaan dalam manajemen SDM sangat penting karena tanpa perencanaan yang matang maka tujuan dan harapan organisasi dapat tidak terlaksana. Manajemen SDM akan dapat berjalan dengan baik apabila dilakukan secara terencana, sadar dan sistematik guna menghasilkan SDM yang berkualitas. Ada 3 kategori kemampuan SDM yang berkualitas, yaitu kemampuan dan keahlian yang bersifat konseptual (conceptual skill), keahlian yang bersifat human (human skill), dan keahlian yang bersifat teknikal (technical skill). RESUME ALBERT BANDURA Organisasi merupakan suatu sistem yang berproses, artinya sistem tersebut tidaklah statis. Sebagai sistem yang berproses maka organisasi memiliki peluang untuk melakukan perubahan atas masukan ataupun pengaruh dari lingkungan sekitarnya. Untuk itu organisasi seharusnya terbuka terhadap masukan-masukan yang ada. Dikatakan terbuka karena sebagai suatu sistem, organisasi mendapat masukan atau dipengaruhi sumber energi dari lingkungan sekitarnya, misalnya modal, material, informasi, SDM (masukan/input). Masukan tadi diolah menjadi suatu hasil produksi melalui proses transformasi dan untuk selanjutnya diteruskan sebagai suatu keluaran (output) berupa barang atau jasa untuk digunakan oleh pengguna. Para pengguna itu nantinya akan memberikan umpan balik yang dapat berperan sebagai masukan dalam proses selanjutnya. Umpan balik tadi sesungguhnya berperan sebagai suatu mekanisme yang turut mengatur kehidupan suatu organisasi. Tokoh dari Social Cognition Theory adalah Albert Bandura. Melalui berbagai eksperimen, Bandura dapat menunjukkan bahwa penerapan konsekuensi tidak diperlukan agar pembelajaran terjadi. Pembelajaran dapat terjadi melalui proses sederhana dengan mengamati aktivitas orang lain. Bandura menyimpulkan penemuannya dalam pola 4 langkah yang mengkombinasikan pandangan kognitif dan pandangan belajar operan, yaitu: 1) Attention, memperhatikan dari lingkungan, 2) Retention, mengingat apa yang pernah dilihat atau diperoleh, 3) Reproduction, melakukan sesuatu dengan cara meniru dari apa yang dilihat, 4) Motivation, lingkungan memberikan konsekuensi yang mengubah kemungkinan perilaku yang akan muncul lagi (reinforcement and punishment) (Huitt, 2004). Teori pembelajaran sosial (social learning theory) dari Albert Bandura ini memberi fundamen justifikasi dalam soal kapasitas subyektif. Proposisi teori ini mengakui bahwa sifat individu adalah selalu belajar dari proses kontak sosial. Individu dalam institusi baru akan mempelajari dari praktek-praktek yang telah tersedia dari mereka yang sudah mapan. Bandura menyebutnya sebagai proses reproduksi perilaku (reproduction of behavior).

dan-manajemen-sdm/