JURNAL I
Tema : PENGARUH
PROPORSI PENYALURAN KREDIT DALAM BANK
Penulis
jurnal : Johnshyn P.
Judul
Jurnal : “ANALISIS
PENGARUH PRINSIP PRUDENTIAL BANKING TERHADAP PROPORSI
PENYALURAN KREDIT PADA BANK MANDIRI (Persero) Tbk”
Tahun
penerbitan : 22-May-2012
Di
analisis Oleh : Syifa Fauziah
NPM :
162100800
MASALAH
& MOTIVASI JUNAL
Di
tengah tantangan yang tidak ringan sebagai akibat dari krisis
keuangan global yang berawal dari kegagalan sistem perbankan di
Amerika Serikat. Seperti yang diungkapkan Gandung Troy, Ketua Harian
Badan Sertifikasi Manajemen Resiko (BSMR) “bank-bank besar di
Amerika Serikat terpuruk akibat dilanggarnya prinsip kehati-hatian
bank dalam menjalankan bisnis”. Kendati begitu, Gandung optimistis
perbankan nasional tidak akan mengalami hal sama dengan perbankan di
‘Negeri Paman Sam’. Pasalnya, kesadaran dan ketaatan bank dalam
melaksanakan manajemen risiko saat ini sudah sangat baik. Bankir
sangat peduli dan mau menerapkan kehati-hatian dalam menjalankan
bisnis sesuai dengan prinsip dasar manajemen risiko (Media Indonesia,
11 Desember 2008). Menurut H. Gunawan, Indonesia memang merupakan
negara yang terkena dampak krisis keuangan paling
ringan. Tapi, itu bukan berarti negeri ini sekarang sudah aman
benar.Penyaluran
kredit merupakan kegiatan usaha yang mendominasi pengalokasian dana
bank. Penggunaan dana untuk penyaluran kredit ini
mencapai 70%-80% dari volume usaha bank. Di dalam rangka penyaluran
kredit kepada perusahaan-perusahaan dan masyarakat untuk kepentingan
pembiayaan, maka setiap bank diwajibkan untuk melaksanakan prinsip
kehati-hatian (prudential principles) dalam menyalurkan
kredit-kreditnya. Hal ini didasarkan, karena risiko yang sangat
tinggi dalam melakukan pemberian kredit sebagai usaha utama
bank.Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kepatuhan Bank Mandiri
terhadap peraturan yang berlaku bagi bisnis perbankan, yaitu
peraturan prudential banking yang telah ditetapkan oleh Bank
Indonesia untuk mengetahui pengaruh substansi Prinsip Prudential
Banking yang diwakilkan oleh rasio CAR, RR, NPL, ROA dan NPM baik
secara parsial maupun secara simultan terhadap pengalokasian dana
bank untuk penyaluran kredit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bank
Mandiri belum mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia,
hal ini terlihat dari sebagian dari substansi yang diteliti belum
memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Dan dari
hasil uji regresi dapat disimpukan bahwa substansi prudential banking
yang meliputi CAR dan NPL berpengaruh secara simultan terhadap
proporsi penyaluran kredit, dibuktikan dari hasil Uji-F, dimana F
Hitung sebesar 25,692 yang lebih besar dari F Tabel sebesar 3,68. Dan
rasio CAR dan NPL berpengaruh secara partial dan signifikan terhadap
PPK, dibultikan dengan penolakan tingkat signifikan pada taraf
signifikan 5%.
METODOLOGI
PENELITIAN
Objek
penelitian pada penulisan skripsi ini adalah Bank Mandiri yang
bergerak di bidang investment banking, perbankan syariah serta bank
assurance, Bank Mandiri menyediakan solusi keuangan yang menyeluruh
bagi perusahaan swasta maupun milik Negara, komersiil, usaha kecil
dan mikro serta nasabah konsumer. Data yang digunakan untuk menguji
hipotesis adalah data sekunder yang diperoleh dari www.BI.go.id. Data
berupa laporan keuangan publikasi bulanan periode januari 2008 sampai
dengan juni 2009. Alat yang digunakan untuk menguji hipotesisi adalah
uji regresi linear berganda untuk melihat pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen.
PEMBAHASAN
Pengaruh
Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap PPK Modal
banyak digunakan bank untuk memperbaiki kualitas aktiva produktif
yang dimiliki, seperti kredit yang diberikan, penempatan pada bank
lain (call money,deposito berjangka, dll) atau surat-surat berharga
(SBI,SBPU, dll). Hubungan negatif yang terjadi menunjukkan bahwa
penurunan CAR akan meningkatkan proporsi penyaluran kredit, jika
kondisi dalam suatu bank terjadi peningkatan penyaluran kredit maka
NPL akan meningkat yang tidak diikuti dengan peningkatan perolehan
pendapatan. Hal ini menyebabkan modal berkurang maka sumber dana yang
akan disalurkan kembali kepada masyarakat akan berkurang. Atau
kenaikan CAR akan menyebabkan penurunan pada proporsi penyaluran
kredit, hal ini menujukkan kecenderungan bank untuk menempatkan
modalnya pada aktiva produktif yang lain seperti call money, SBI,
SBPU dll.Pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap PPK Semakin
tinggi nilai NPL menunjukkan semakin besar tingkat kredit bermasalah.
Semakin besar kredit bermasalah yang terjadi akan menyebabkan
penurunan tingkat penyaluran kredit atau sebaliknya penurunan tingkat
kredit bermasalah akan meningkatkan tingkat kredit yang disalurkan.
Namun dari hasil perhitungan rasio selama periode januari 2008 sampai
dengan 2009 peningkatan kredit bermasalah diikuti pula dengan
peningkatan kredit yang disalurkan.Pengaruh RR, ROA dan NPM terhadap
PPK RR merupakan rasio antara total alat likuid dengan total dana
pihak ketiga. RR
menunjukkan
simpanan minimum yang harus dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo
rekening giro pada Bank Indonesia. Semakin besar rasio ini
menunjukkan semakin besar dana yang digunakan bank untuk membentuk
alat likuid. Berdasarkan ketetapan Bank Indonesia GWM yang wajib
dibentuk adalah sebesar 5% tetapi bank akan mempertahankan cadangan
likuiditas lebih besar dari GWM BI untuk mengantisipasi penarikan
besar-besaran (rush) oleh nasabah. RR berkaitan dengan pembentukkan
cadangan wajib minimum pada Bank Indonesia dalam bentuk alat likuid
(kas dan giro pada BI) sehingga RR tidak memiliki pengaruh terhadap
kemampuan bank dalam menyalurkan kredit.
KESIMPULAN
maka
peneliti menarik beberapa kesimpulan antara lain :
- Pada evaluasi kepatuhan Bank Mandiri terhadap peraturan prudential banking yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia terkait standar penilaian yang diterapkan, dimana dalam penelitian ini prudential banking diwakilkan oleh substansinya yang meliputi rasio CAR, RR, NPL, ROA dan NPM. Dari hasil penelitian rasio CAR, RR, dan NPM telah memenuhi standar yang ada sedangkan rasio NPL dan ROA belum memenuhi standar yang ditetapkan. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan Bank Mandiri belum mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
- Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui bahwa data penelitian meliputi nilai rasio CAR dan NPL berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap Proporsi Penyaluran Kredit. Hal ini dibuktikan dari hasil Uji-F, dimana F Hitung sebesar 25,692 yang lebih besar dari F Tabel sebesar 3,68. Dan secara partial rasio CAR yang mewakili faktor permodalan dan NPL yang mewakili faktor likuiditas berpengaruh terhadap proporsi penyaluran kredit pada Bank Mandiri dibuktikan dengan penolakan tingkat signifikan pada taraf signifikan 5%.
SARAN
Peneliti
menyarankan beberapa hal yang berkaitan dengan kelemahan yang
terdapat dalam hasil perhitungan dan pembahasan, antara lain :
- Sebaiknya Bank Mandiri terus berusaha memperbaiki kinerja dan mematuhi peraturan perbankan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, yaitu tetap menjaga angka rasiorasio yang menjadi indikator dalam substansi prinsip prudential banking terutama berkaitan dengan Return On Asset dan Non Performing Loan.
- Sebaiknya Bank Mandiri selalu memperhatikan hal-hal yang menentukan keputusan untuk menaikkan volume kredit. Hal-hal tersebut seperti rasio CAR dan NPL yang telah terbukti memilki pengaruh baik secara parsial maupun secara simultan dan signifikan terhadap Proporsi Penyaluran Kredit.
- Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan terhadap variabel yang lebih luas mengingat variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini hanya terfokus kepada rasio CAMEL/Prudential saja.
JURNAL II
Tema :
PENGAMATAN TENTANG KEPUASAN PELANGGAN
Penulis
Jurnal : Diah Natalisa
Judul Jurnal : Survey
Kepuasan Pelanggan Program Studi Magister Manajemen Universitas
Sriwijaya
Tahun Penerbitan : 09 Juni
2007
Dianalisi oleh : Syifa
Fauziah
NPM : 16210800
MOTIVASI & MASALAH
JURNAL
Dalam kondisi yang sangat
cepat mengalami perubahan, maka setia organisasi perlu bertindak
adaptif sebagai konsekuensi atas perubahan lingkungan internal maupun
eksternal yang terjadi dengan orientasi untuk memberikan pelayanan
yang terbaik kepada pelanggan. Berbagai macam upaya yang dilakukan
Program Studi Magister Manajemen Universitas Sriwijaya adalah upaya
untuk meningkatkan pelayanan dan kemudahan kepada pelanggan dengan
membangun fasilitas dan infrastrukturnya maupun program-program
kurikulumnya. Dengan menempatkan unsur kualitas pelayanan pelanggan
sebagai faktor indicator penting, maka hal tersebut dapat
meningkatkan kinerja dan daya saing Program Studi MM Unsri di tengah
semakin gencarnya tingkat kompetisi yang terjadi saat ini.
Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan
dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui besarnya kesenjangan antara Kepentingan dan
Kepuasan Mahasiswa terhadap Kualitas Layanan yang diberikan Program
Studi Magister Manajemen.
2. Untuk mengetahui Variabel Kualitas Layanan yang perlu ditingkatkan
terhadap Kualitas Pelayanan di Program Studi Magister Manajemen.
3. Mengetahui tingkat Kepuasan Pelanggan dan/atau Ketidakpuasan
Pelanggan sebagai salah satu pengukuran performance dari
Sistem Manajemen Mutu yang ada di Program Studi MM UNSRI.
Metodologi
Penelitian ini merupakan
suatu penelitian deskriptif dan observasional. Populasi penelitian
ini adalah seluruh Mahasiswa Program Studi Magister Manajemen
Universitas Sriwijaya. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan convinience Sampling dengan jumlah sampel yang
telah diperoleh sebanyak 26 responden.
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah: Variabel
kepentingan/ekspektasi(X1) dan kepuasan/kinerja(X2)
terhadap Program Studi Magister Manajemen Universitas Sriwijaya(Y)
dengan menggunakan Gap Analysis dan Diagram Cartesius pada
program apkikasi SPSS versi 13.0.
Hasil Penelitian
Implikasi
dari hasil Diagram Cartesius ini adalah Program Studi perlu
meningkatkan kinerja dan
pelayanan karena
dimensi ini berada dibawah ekspektasi dan harapan Mahasiswa, dan
mempertahankan kinerja dan keinginan konsumen yang tinggi karena
Program Studi telah menunjukkan kualitas pelayanan yang memuaskan
sesuai dengan kepentingan dan ekspektasi yang diharapkan oleh
Mahasiswa. Program Studi perlu mempertimbangkan dimensi mana yang
perlu ditingkatkan dan dimensi mana perlu dipertahankan agar dapat
memberikan kinerja yang optimal demi meningkatkan efisiensi sumber
daya organisasi yang diharapkan.
KESIMPULAN
Implikasi
dari hasil Diagram Cartesius ini adalah Program Studi perlu
meningkatkan
kinerja dan pelayanan pada Dimensi A karena
dimensi ini berada dibawah ekspektasi dan harapan Mahasiswa, dan
mempertahankan
Dimensi B karena
Program Studi telah menunjukkan kualitas pelayanan yang memuaskan
sesuai dengan kepentingan dan ekspektasi yang diharapkan oleh
Mahasiswa. Program Studi perlu mempertimbangkan dimensi mana yang
perlu ditingkatkan dan dimensi mana
perlu dipertahankan agar dapat memberikan kinerja yang optimal demi
meningkatkan efisiensi sumber daya organisasi yang diharapkan.
JURNAL III
Tema : Pengaruh Dividen
Kas pada Perusahaan Makanan dan Minuman
Penulis
Jurnal : Engela
Vianita dan Izzati Amperaningrum
Judul Jurnal : ANALISIS
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN
MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Tahun Penerbitan : 21 MEI
2012
Dianalisi oleh : Syifa
Fauziah
NPM : 16210800
MOTIVASI &
MASALAH JURNAL
Dividen
kas merupakan masalah yang sering kali menjadi topik pembicaraan yang
hangat di antara para pemegang saham dan juga pihak manajemen
perusahaan emiten, bahkan cenderung terjadi kontroversi antara
pemegang saham dan perusahaan emiten. Kontroversi yang terjadi antara
pendapat bahwa kebijakan dividen tidak mempengaruhi nilai perusahaan,
sedangkan argumen lain menyatakan bahwa dividen yang tinggi akan
meningkatkan nilai perusahaan yang sering disebut teori relevansi
dividen, dan argumen terakhir yang menyatakan bahwa dividen yang
rendah yang akan meningkatkan nilai perusahaan.Ditinjau dari
kepentingan perusahaan emiten, pendapat yang pertama dan yang ketiga,
yaitu bahwa kebijakan dividen tidak relevan dengan nilai perusahaan
dan bahwa dividen yang rendah akan meningkatkan nilai perusahaan yang
lebih disukai. Hal ini dikarenakan perusahaan tidak perlu
mempersiapkan pengeluaran yang tinggi untuk pembayaran dividen,
sehingga dividen yang seharusnya dibagikan dapat digunakan untuk
modal perusahaan. Di
lain pihak ditinjau dari kepentingan pemegang saham, pendapat kedua
yang lebih disukai, yaitu dividen dibagikan sekarang, khususnya bagi
pemegang saham yang membeli saham untuk kepentingan jangka menengah.
Kepentingan jangka menengah yang dimaksud adalah bahwa pemegang saham
ingin menikmati hasil dari saham. Di lain pihak bagi pemegang saham
yang membeli saham untuk kepentingan jangka panjang, relatif lebih
menginginkan pengembangan modal perusahaan, sehingga tidak terlalu
menuntut untuk dibagikan dividen. Beberapa perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di bursa efek merupakan perusahaan yang
cenderung tetap bertahan dan tidak terlalu terpengaruh dengan keadaan
perekonomian. Sehingga diperkirakan perusahaan tersebut mempunyai
kinerja keuangan yang cukup baik dan mampu untuk mengeluarkan
dividen.
METODOLOGI
PENELITIAN
Data
yang digunakan adalah data sekunder yang sudah diolah pihak
perusahaan dan sudah diterbitkan dalam bentuk laporan keuangan atau
dengan kata lain data tersebut tidak didapatkan dari perusahaan
melainkan diperoleh melalui Internet dengan alamat situs
www.idx.co.id.
Data
yang diperlukan adalah laporan keuangnan yang berupa neraca, laporan
laba / rugi, dan perubahan modal. Dalam penulisan skripsi ini data
yang dipakai oleh penulis adalah data sekunder yang diperoleh dari
situs www.idx.co.id.
Selain itu penulis juga melakukan penelitian kepustakaan dengan
mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan pokok-pokok pembahasan
penulisan skripsi ini.
PEMBAHASAN
Koefisien
korelasi antara variabel ROI dan dividen kas adalah 0,537 terdapat
hubungan yang positif atau searah. Koefisien korelasi antara variabel
cash
ratio dan
dividen kas adalah -0,240 terdapat hubungan yang negatif atau tidak
searah. Koefisien korelasi antara variabel current
ratio dan
dividen kas adalah -0,216 terdapat hubungan yang negatif atau tidak
searah. Koefisien korelasi antara variabel EPS dan dividen kas adalah
0,715 terdapat hubungan yang positif atau searah. Koefisien korelasi
antara variabel DPR dan dividen kas adalah 0,882 terdapat hubungan
yang positif atau searah. Dari analisis di atas diketahui bahwa
dividen kas mempunyai hubungan yang positif dengan variabel EPS dan
DPR. Tingkat signifikansi koefisien korelasi current
ratio terhadap
dividen kas adalah 0,390 berarti korelasi antar variabel tersebut
tidak nyata. Tingkat signifikansi koefisien korelasi EPS terhadap
dividen kas adalah 0,001 berarti korelasi antar variabel tersebut
sangat nyata. Tingkat signifikansi koefisien korelasi DPR terhadap
dividen kas adalah 0,000 atau mendekati nol berarti korelasi
antarvariabel tersebut sangat nyata. Dari analisis di atas
disimpulkan variabel yang mempunyai korelasi sangat nyata, yaitu EPS
dan DPR.
KESIMPULAN
Berdasarkan
data-data hasil pembahasan sebelumnya, dapat kita tarik beberapa
kesimpulan seperti berikut :
Dividen
kas mempunyai hubungan yang positif dengan variabel EPS dan DPR.
Terdapat hubungan yang positif EPS dan DPR dengan dividen kas.
Terdapat hubungan yang negatif antara Return
on Investment, cash ratio,
dan current
ratio dengan
dividen kas. Ada hubungan yang positf antara Earning
Per Share dan
Dividend
Payout Ratio dengan
dividen kas. Variabel bebas ROI, EPS, DPR, Cash
Ratio,
dan Current
Ratio tidak
secara signifikan mempengaruhi variabel terikat secara bersama-sama.
Earning per share dan dividend payout ratio berpengaruh secara
parsial terhadap dividen kas. Dari uji analisis faktor diketahui
bahwa terdapat tiga faktor
yang memiliki kontribusi yang besar yaitu Earning
Per Share,
Dividend
Payout Ratio,
dan Return
on Investment
Tidak ada komentar:
Posting Komentar