Jumat, 19 Oktober 2012


Kasus anjlok nya KA Commuter line



Kenaikan harga tiket KA Prameks, dari Rp 7.000 menjadi Rp 8.000 berkaitan dengan tingginya biaya operasional dan perawatan, juga untuk meningkatkan pendapatan.

"Kenaikan harga tiket tentu diimbangi dengan peningkatan pelayanan, misalnya lebih tepat waktu. Ada semacam tanggung jawab lebih dari kami," ujar Eko Budiyanto, Kepala Humas PT KA Daerah Operasi VI . Contohnya adalah kasus kecelakaan anjloknya krl commutterline di cilebut, bogor. Jakarta Kemenhub mengendus sejumlah kejanggalan dalam anjloknya kereta rel listrik (KRL) Commuter Line jurusan Bogor-Jakarta di Stasiun Cilebut, Bogor, Jabar. Apakah ada sabotase di balik kecelakaan tersebut?
"Memang ada hal-hal yang janggal dalam musibah itu, terkait prasarana. Tapi kami belum bisa menyampaikan apa itu, karena penyelidikan masih dilakukan," ujar Kepala Puskom Publik Kementerian Perhubungan, Bambang S Ervan, saat dihubungi detikcom, Kamis (4/10/2012).

Aktivis KRL Mania, Nurcahyo, meminta pemerintah terbuka dalam menjelaskan penyebab kecelakaan tersebut, apakah karena sabotase atau murni musibah. "Perlu evaluasi dan penyelidikan menyeluruh. PT KAI harus menjelaskan ini penyebabnya apa, apakah ada sabotase atau kekalalaian agar tidak terulang lagi," harapnya.

Ketimbang berspekulasi, Kemenhub lebih memilih menyerahkan penyelidikan musibah itu ke pihak-pihak yang berwenang. "Biar diinvestigasi. Saya tidak mau berspekulasi, ini sabotase atau murni kecelakaan," ucap Bambang.

Menurutnya, Ditjen Keselamatan Kereta Api bersama dengan PT KAI akan turun bersama melakukan penyelidikan. Jika diperlukan, polisi akan digandeng untuk membantu penyelidikan.

"Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dari PT KA saat ini juga sudah di lokasi untuk melakukan investigasi," imbuh Bambang.

Dia menjelaskan rel di sekitar Stasiun Cilebut tidak ada yang rusak akibat kecelakaan KRL tersebut. Apalagi selama ini rel dirawat dan dijaga. Dibutuhkan waktu sekitar 8 jam untuk mengevakuasi KRL nahas itu.

"Karena harus menggeser listrik aliran atas untuk mengangkat KRL dan karena peron rusak. Kereta naik di atas peron jadi perlu waktu," terang Bambang