TEORI
JURNAL I
1.
Faktor likuiditas
Faktor
likuiditas merupakan faktor pertama yang mendapat perhatian. Karena
kondisi bank bisa sangat dipengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat.
Sehingga posisi likuiditas sangat perlu dijaga dan dipelihara. Posisi
likuiditas dapat melalui rasio-rasio dibawah ini :
- Reserve Requirement (RR) merupakan salah satu prinsip yang mengatur mengenai ketentuan giro wajib minimum. Berdasarkan Surat Edaran bank Indonesia Nomor 23/17/BPPP tanggal 28 Februari 1992, besarnya RR adalah 2%. Besarnya RR tersebut mengalami beberapa kali perubahan dan sejak tahun 1997 hingga sekarang bearnya RR menjadi 5%. Nilai RR diperoleh dari hasil pembagian antara total likuid dengan total dana pihak ketiga.
- Non Performing Loan (NPL) merupakan alat ukur mengenai tingkat kredit yang bermasalah. Mulhadi (2005:18), BIS (Bassel International Standar) mengatur mengenai aturan NPL, yaitu 5% yang harus dipenuhi bank-bank sebelum tahun 2001. Semakin besar rasio ini, maka semakin besar tingkat kredit bermasalah. Nilai rasio ini diperoleh dari hasil pembagian kredit bermasalah dengan total kredit yang diberikan.
- Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) merupakan salah satu prinsip kehatihatian yang mengatur mengenai batas maksimum pemberian kredit baik kepada pemegang saham maupun kepada masyarakat pada umumnya. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) yaitu 10 persen untuk pihak terkait dan 20 persen dari modal untuk pihak tidak terkait. Hal ini termaktub dalam pasal 11 ayat 1, 2, 3 dan 4 UU Nomor 10 tahun 1998 mengenai perbankan.
2.
Modal
Modal
merupakan faktor yang penting bagi bank dalam rangka pengembangan
usaha yang sehat dan dapat menampung resiko kerugian. Secara teknis,
kewajiban penyediaan modal minimum diukur dengan CAR. Capital
adequency Ratio (CAR) merupakan salah satu prinsip yang mengatur
mengenai kecukupan modal yang harus ditaati oleh bank. Menurut
Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 3/21/2001 tanggal 13 Desember
2001, mewajibkan bank-bank di Indonesia untuk mempertahankan rasio
kewajiban penyediaan modal minimum atau CAR sebesar 8%. Nilai CAR
diperoleh dari pembagian antara modal bank ddengan aktiva tertimbang
menurut resiko.
3.
Kualitas Aset
Rentabilitas
asset memiliki konsekuensi akan adanya kewajiban bank untuk
menyediakan cadangan, sehingga tidak membahayakan eksistansinya
(Ketut Rindjin:2000, 127). Dalam penelitian Payamta dan Machfoedz
dalam symposium Nasional Akuntansi oleh Aryati dan Manao tahun 2002
dalam Liasari (2006) aspek kualitas aset tidak menggunakan pola yang
ditetapkan BI tetapi diproksikan dengan RORA (Return On Risk Asset).
RORA merupakan rasio antara laba sebelum pajak dengan risk asset.
RORA mengukur kemampuan bank dalam memaksimalkan aktiva yang
dimilkinya untuk memperoleh laba.
4.
Rentabilitas
Indikator
untuk pencapaian rentabilitas atau efisiensi adalah Return On Asset
(ROA), Return On Equity (ROE) dan Net Interest Margin (NIM). Menurut
Ketut Rindjin (2000,127), “Namun, Bank Indonesia lebih melihat pada
ROA, karena ROA mengukur kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan
melalui pengoptimalkan asset yang dimiliki. “Return On Asset (ROA)
merupakan alat ukur mengenai kemampuan dalam menghasilkan laba atau
keuntungan. Pengukuran ini adalah melalui asset yang dananya sebagian
besar dari masyarakat. ROA diharapkan selalu besar angka rasionya.
Nilai rasio ini diperoleh dari hasil bagi antara laba setelah laba
sebelum pajak dengan total aktiva. Laba sebelum pajak yang digunakan
merupakan aturan dari Bank Indonesia sesuai SE/No.6/DPNP/ tanggal 31
mei 2004.
5.
Manajemen
Indikator
manajemen mencakup komponen manajemen likuiditas, manajemen kualitas
aktiva, manajemen umum, manajemen rentabilitas dan manajemen
permodalan. Selain itu berdasarkan ketentuan SK bersama Menteri
Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia No.52/KMK.017/1999 dan No.
31/11/KEP/GBI tanggal 8 Februari 1999, yang isinya antara lain
sebagai berikut. Pertama, ketentuan penilaian pemenuhan fit and
proper test dari pemegang saham, dewan komisaris dan direksi BU.
Kedua, penilaian terhadap pemegang saham yang memiliki lebih besar
dari 25% atau dapat dibuktikan menjadi pemegang saham pengendali
berkenaan dengan pemenuhan komitmen tertulis kepada BI, masalah
integritas, campur tangan dan dalam operasional bank. (Ketut Rindjin
: 2000,128). Dalam penelitian Payamta dan Machfoedz dalam symposium
Nasional Akuntansi oleh Aryati dan Manao tahun 2002 dalam Liasari
(2006) aspek manajemen tidak menggunakan pola yang ditetapkan BI
tetapi diproksikan dengan NPM (Net Profit Margin). NPM merupakan
rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan (laba) yang diperoleh
bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan
operasionalnya.
KERANGKA
JURNAL
Dalam
penelitian ini yang pertama dilakukan adalah evaluasi kepatuhan Bank
Mandiri terhadap
peraturan prudential banking yang telah ditetapkan oleh Bank
Indonesia terkait standar penilaian yang diterapkan yang didalam
penelitian ini diwakilkan oleh substansi dari prudential banking,
yaitu CAR, RR, NPL, BMPK, ROA dan NPM yang juga merupakan perhitungan
data / variabel. Namun, dalam variabel BMPK tidak dimasukkan dalam
pengujian karena data BMPK bertipe string yang hanya berupa
pernyataan dalam laporan keuangan.
HIPOTESA
JURNAL
Analisis
dan Pembahasan Uji Hipotesis
Tabel
1
Uji
t
Model
|
T
|
Sig.
|
Keterangan
|
|
(Constant)
|
33,2
|
0
|
|
1
|
CAR
|
-4,3
|
O,oo1
|
Signifikan
|
|
NPL
|
-2,74
|
O,o15
|
Signifikan
|
Sumber:
data diolah 2009
Tabel
2
Uji
F
Model
|
Sum
of squares
|
Df
|
Mean
of Squares
|
F
|
Sig.
|
Regresion
|
85418
|
2
|
42709
|
25692
|
.000
|
Residual
|
24935
|
15
|
1662
|
|
|
Total
|
110353
|
17
|
|
|
|
R
Square (R2) = 0,774
|
|
|
|
|
|
Sumber:
data diolah 2009
Dari
hasil penelitian (dapat dilihat pada lampiran) diketahui nilai
koefisien determinasi (r2)
sebesar 0,774% artinya 77,4% variabel terikat (Proporsi Penyaluran
Kredit) dapat dijelaskan oleh variabel bebas (Capital Adequacy Ratio
dan Non Performing Loan), sedangkan sisanya (100% - 77,4% = 22,6%)
dijelaskan oleh variabel lain.
TEORI
JURNAL II
Koefisien
korelasi antara variabel ROI dan dividen kas adalah 0,537 terdapat
hubungan yang positif atau searah. Koefisien korelasi antara variabel
cash
ratio dan
dividen kas adalah -0,240 terdapat hubungan yang negatif atau tidak
searah. Koefisien korelasi antara variabel current
ratio dan
dividen kas adalah -0,216 terdapat hubungan yang negatif atau tidak
searah. Koefisien korelasi antara variabel EPS dan dividen kas adalah
0,715 terdapat hubungan yang positif atau searah. Koefisien korelasi
antara variabel DPR dan dividen kas adalah 0,882 terdapat hubungan
yang positif atau searah. Dari analisis di atas diketahui bahwa
dividen kas mempunyai hubungan yang positif dengan variabel EPS dan
DPR.
Tingkat
signifikansi koefisien korelasi yang berada dibawah 0,05 maka
korelasi antara variabel- variabel tersebut sangat nyata. Tingkat
signifikansi koefisien korelasi ROI terhadap dividen kas adalah 0,022
berarti korelasi antarvariabel tersebut nyata. Tingkat signifikansi
koefisien korelasi cash
ratio terhadap
dividen kas adalah 0,337 berarti korelasi antar variabel tersebut
tidak nyata. Tingkat signifikansi koefisien korelasi current
ratio terhadap
dividen kas adalah 0,390 berarti korelasi antar variabel tersebut
tidak nyata. Tingkat signifikansi koefisien korelasi EPS terhadap
dividen kas adalah 0,001 berarti korelasi antar variabel tersebut
sangat nyata. Tingkat signifikansi koefisien korelasi DPR terhadap
dividen kas adalah 0,000 atau mendekati nol berarti korelasi
antarvariabel tersebut sangat nyata. Dari analisis di atas
disimpulkan variabel yang mempunyai korelasi sangat nyata, yaitu EPS
dan DPR. Dari pengolahan data tersebut dapat disimpulkan bahwaDari
pengolahan terhadap data diketahui bahwa Terdapat hubungan yang
negatif antara Return
on Investment, cash ratio,
dan current
ratio dengan
dividen kas.
Terdapat
hubungan yang positif antara Earning
Per Share dan
Dividend
Payout Ratio dengan
dividen kas.
Sehingga
hipotesis 1(H1) : ada hubungan antara Return
On Investment, Cash Ratio, Current Ratio, Earning per Share, dan
Dividend
Payout Ratio dengan
Cash
Dividend dapat
diterima.
KERANGKA
JURNAL
Secara
parsial, masing-masing variabel bebas mempengaruhi variabel terikat
tidak secara bersama-sama, sehingga menghasilkan rumusan sebagai
berikut:
Y
= a + b1 x1 + b2 x2 + b3 x3 + b4 x4 + b5 x5
Dimana
bila terjadi kenaikan ROI maka dividen kas akan mengalami kenaikan.
Bila terjadi kenaikan cash
ratio maka
akan terjadi kenaikan dividen kas. Demikian juga dengan current
ratio, Earning Per Share,
dan Dividend
Payout Ratio bila
mengalami kenaikan akan menaikan dividen kas. Berdasarkan kerangka
pemikiran tersebut, penulis dapat menyusun hipotesis sebagai berikut:
H1
: “Ada hubungan antara Return
On Investment, Cash Ratio, Current Ratio, Earning per Share, dan
Dividend
Payout Ratio dengan
Cash
Dividend ”
H2
: “Ada pengaruh yang signifikan antara Return
On Investment, Cash Ratio, Current Ratio, Earning per Share, dan
Dividend
Payout Ratio terhadap
Cash
Dividend”
HIPOTESA
a.
Analisis Regresi Berganda
Data
F hitung
-
F hitungsignifikan / alfa51,3760
Data
di atas menunjukan kelima faktor (Variabel bebas) secara bersama-sama
berpengaruh sangat signifikan terhadap dividen kas. Karena nilai
signifikan F = 0.000 kurang dari nilai α,
yaitu 0.050 (5%).
Data
konstanta dan koefisien regresi
-
VariabelInstandardized KoefisienbasBetaconstanta40,132ROI632cash ratio274Current ratio283EPS19DPR563
Rumus
regresi berganda
Y
= -440,132 + 51,632 x1
–
8,274 x2
+
0,283 x3
+
0,190 x4
+
28,563 x5
Nilai
konstanta sebesar -440,132 berarti apabila Y = 0, dividen kas akan
sebesar - 440,132. Apabila ROI naik sebesar 1 mengakibatkan kenaikan
variabel dividen kas (Y) yang dibayarkan sebesar 54,632. Bila terjadi
kenaikan cash ratio sebesar 1 mengakibatkan penurunan variabel
dividen (Y) sebesar 8,274. bila terjadi kenaikan current
ratio sebesar
1 maka akan terjadi kenaikan dividen sebesar 0,283. begitu juga bila
terjadi kenaikan EPS dan DPR sebesar 1 maka akan terjadi kenaikan
dividen sebesar 0,190 dan 28,563. Dari rumus tersebut diketahui
bahwa cash
ratio berpengaruh
negatif terhadap dividen kas (bila terjadi kenaikan cash ratio maka
akan diikuti penurunan dividen kas) ini berarti rumus awal yang
menyatakan cash ratio berpengaruh positif terhadap dividen kas tidak
tepat.
Determinasi
(R2)
-
modelRR SquareAdjusted R square10,9770,9550,937
terikat
lebih dari 2 variabel. Nilai adjusted R square adalah sebesar 0,955
atau 95%, artinya variabel ROI, Cash ratio, Current Ratio, EPS, dan
DPR dapat menjelaskan perubahan tingkat perubahan dividen kas sebesar
95%, sedangkan 5% dijelaskan oleh variabel lain.
b.
Uji F
Hipotesis:
Ho
: tidak ada pengaruh antara DPR, EPS, ROI, Cash Ratio dan Current
Ratio terhadap Dividen Kas
Ha
: ada pengaruh antara DPR, EPS, ROI, Cash Ratio dan Current Ratio
terhadap Dividen Kas.
-
F hitungsignifikan / alfa51,3760
Dari
data di atas diketahui bahwa F hitung sebesar 51,376 dan signifikan
sebesar 0,000 (sig F < 0,05), dapat disimpulkan karena nilai
signifikan F dalam perhitungan kurang dari 0,05, maka ho ditolak ini
berarti ada pengaruh yang signifikan antara DPR, EPS, ROI, Cash
Ratio dan
Current
Ratio terhadap
Cash
dividend.
- Uji T
-
Variabelt hitungSignifikanROI1,7460,106cash ratio-1,6630,122Current ratio0,6080,554EPS3,630,003DPR8,2810
Berdasarkan
data di atas diketahui bahwa terdapat dua variabel bebas yang
mempengaruhi variabel terikat dengan signifikan kurang dari 5%.
Variabel tersebut adalah EPS dengan signifikan 0,003 dan DPR dengan
signifikan sebesar 0,000. Dari kedua variabel tersebut diketahui
bahwa variabel DPR yang berpengaruh paling besar hal ini dilihat
dari nilai t hitung yang terbesar, yaitu sebesar 8,281. Jadi,
H2 : Ada pengaruh yang signifikan antara Return
On Investment, Cash Ratio, Current Ratio, Earning per Share, dan
Dividend
Payout Ratio terhadap
Cash
Dividend tidak
dapat diterima (H2 ditolak).